Selasa, 30 Agustus 2016

Tips Ibu rumah Tangga


Klasik memang jika ada pendapat yang mengatakan kalau wanita sudah menikah dan memiliki anak maka pekerjaan rumahnya seputar cuci mencuci, masak memasak, mengurus anak dan suami. “buat apa sekolah tinggi2 tapi ujung-ujungnya kedapur juga”. Dan saya yakin yang mengambil keputusan untuk mendedikasikan dirinya pada keluarga, juga memiliki jawaban yang kuat.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa banyak ibu yang menjadi ibu rumah tangga, akhirnya tak mampu mengoptimalkan potensinya dari dalam rumah? Sehingga yang terjadi adalah beberapa pernyataan negatif sepihak tentang profesi ibu rumah tangga. 
24 jam di rumah namun tidak sempat meningkatkan ibadah?
Direpotkan dengan segudang rutinitas yang tidak ada habisnya membuat ibu merasa kelelahan, lelah fisik bahkan yang lebih parah lagi adalah lemah jiwa atau ruhani. Tuntutan profesi seorang ibu membuat ibu harus Cerdas mengatur waktunya, mengatur kegiatannya. Sehingga tidak menjadi seperti lilin,” menerangi namun habis sendiri”.
Kegiatan meningkatkan ibadah adalah kegiatang yang diwajibkan bagi semua muslim, tanpa kecuali ibu rumah tangga. Jadi tidaklah menjadi pembelaan bahwa tidak melakukkan kegiatan ibadah dengan alasan disibukkan dengan kegiatan rumah tangga. Atau dengan dalil, kegiatan rumah tangga itu pun bagian dari ibadah. Ya, kegiatan apapun yang bermanfaat akan dihitung sebagai kebaikan, jika dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan Allah, termasuk kegiatan rumah tangga.
Namun, ibadah habluminallah tak bisa kita gadaikan. Karena hal ini merupakan suatu yang jauh lebih penting untuk kita selalu, meluruskan niat, mengokohkan keilmuan, berlomba dalam beramal.

Seorang ibu rumah tangga yang masih terus belajar memanage waktu dengan baik
Marelan, 31 agustus 2016Klasik memang jika ada pendapat yang mengatakan kalau wanita sudah menikah dan memiliki anak maka pekerjaan rumahnya seputar cuci mencuci, masak memasak, mengurus anak dan suami. “buat apa sekolah tinggi2 tapi ujung-ujungnya kedapur juga”. Dan saya yakin yang mengambil keputusan untuk mendedikasikan dirinya pada keluarga, juga memiliki jawaban yang kuat.
Namun yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa banyak ibu yang menjadi ibu rumah tangga, akhirnya tak mampu mengoptimalkan potensinya dari dalam rumah? Sehingga yang terjadi adalah beberapa pernyataan negatif sepihak tentang profesi ibu rumah tangga. 
24 jam di rumah namun tidak sempat meningkatkan ibadah?
Direpotkan dengan segudang rutinitas yang tidak ada habisnya membuat ibu merasa kelelahan, lelah fisik bahkan yang lebih parah lagi adalah lemah jiwa atau ruhani. Tuntutan profesi seorang ibu membuat ibu harus Cerdas mengatur waktunya, mengatur kegiatannya. Sehingga tidak menjadi seperti lilin,” menerangi namun habis sendiri”.
Kegiatan meningkatkan ibadah adalah kegiatang yang diwajibkan bagi semua muslim, tanpa kecuali ibu rumah tangga. Jadi tidaklah menjadi pembelaan bahwa tidak melakukkan kegiatan ibadah dengan alasan disibukkan dengan kegiatan rumah tangga. Atau dengan dalil, kegiatan rumah tangga itu pun bagian dari ibadah. Ya, kegiatan apapun yang bermanfaat akan dihitung sebagai kebaikan, jika dilakukan dengan tidak melanggar ketentuan Allah, termasuk kegiatan rumah tangga.
Namun, ibadah habluminallah tak bisa kita gadaikan. Karena hal ini merupakan suatu yang jauh lebih penting untuk kita selalu, meluruskan niat, mengokohkan keilmuan, berlomba dalam beramal.

Seorang ibu rumah tangga yang masih terus belajar memanage waktu dengan baik
Marelan, 31 agustus 2016

Sabtu, 27 Agustus 2016

IBU RUMAH TANGGA MENULIS


Menulis bagi ibu rumah tangga sungguh menjadi tantangan tersendiri. Ditengah rutinitas mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang tak kunjung selesai membuat seorang ibu harus memberikan waktu khusus untuk dirinya, setidaknya waktu khusus itu bisa ia gunakan untuk melampiaskan strees yang menumpuk selama seharian, atau bahkan bisa menjadi refresh di awal kegiatan harian.
Memiliki waktu kegitaan yang terarah dan tertata dengan  baik akan memudahkan seorang ibu rumah tangga mengerjakan targetan kegiatannya, termasuk menulis setiap harinya. Atau bisa juga ditargetkan menulis beberapa hari sekali, tergantung kemampuan.
Tak udahnya seperti profesi lain, menulis bagi ibu rumah tangga bisa menjadi sarana penyalur pemiliran dan pengembangan diri atau bahkan seperti saya utarakan diatas yaitu dapat menyalurkan rasa strees yang bertumpuk seharian.
So, tuggu apalagi,cari sarana untuk meluapkan emosimu dalam bentuk tulisan yang baik. Yang bermanfaat sehingga luapan emosi menjadi terarah dan bermanfaat.

TIPS Menulis IRT :
  1. Sediakan buku catatan kecil dan alat tulis ditempat yang tak terjagkau anak-anak tapi anda mudah mengaksesnya saat anda melakukkan kegiatan yang memakan waktu lama dalam menunggu
  2. Jika anda memiliki notebook atau laptop atau PC, anda dapat mencari waktu senggang saat anak-anak sedang bermain atau sedang bersama Ayah atau kakek neneknya
  3.  Atau yang paling simple adalah, anda menulis pokok pikiran tulisan kedalam media sosial (note untukm menulis dimedia sosial, jauhi media sosal saat anda memiliki emosi yang memuncak
  4. Baiklah, sampai disini dulu ya sharing saya hari ini. Fathia sudah merengek minta makan.


Marelan pasar 4 Timur, Medan
28 Agustus 2016
Seorang ibu yang masih terus belajar menulis

Fokus

  Mendengar yang tidak dikatakan, melihat apa yang tidak dilihat orang lain. Saya pernah mendengar pengalaman seseorang aktivis literasi yan...