Rabu, 09 Januari 2013

suatu waktu

Sungguh bukan hal yang bisa ku sebut tidak disengaja, namun semuanya sudah di design oleh DIA yang Maha Cerdas, DIA sang sutradara kehidupan yang luar biasa. ucapan pujian sebanyak butiran pasir dipantai pun tak cukup menggambarkan betapa hebatnya DIA dalam menskenariokan kehidupan. Tak ada BTS sehebat BTS-Nya, tak ada jaringan seluas jaringanNya, tak ada akses secepat aksesNya, tak ada security seketat securityNya, tak ada Filter seakurat filterNya. 
DIA memang tidak memberikan semua yang aku minta, tapi DIA selalu berikan apa yang aku butuhkan. DIA berikan aku sesuai pada waktunya dan sesuai dosisnya. saat hampir saja aku mual dengan apa yang DIA berikan, DIA ajak aku untuk minta petunjuk padaNya. Dan lagi-lagi pada waktunya, DIA tuntun aku ke jawaban itu. dan Memang Hikmah itu hak setiap muslim yang tercecer dimana-mana. 
.................................
Dikenalkannya aku pada suatu komunitas muslim, lagi-lagi pasti bukan sebuah ketidak sengajaan. detik ini yang ku pikirkan adalah entah apa yang terjadi dengan ku jika ditemukan aku dengan komunitas islam lain. apakah aku bisa menjadi aku saat ini? 
dan aku yakini hal itu bagian dari proses kehidupanku. dengan dosis yang perlahan dan bertahap dalam komunitas tersebut aku di kenalkan dan diajarkan banyak hal tentang kehidupan. detik inipun, aku menyadari orang-orang dalam komunitas itu bukan sedang mengajarkan aku tentang TEORI ISLAM, tapi mereka mengajarkan tentang mengamalkan teori islam dengan semampu ku dengan segala keterbatasan ku. 
Aku tidak pernah merasa dilarang untuk mencari Teori Ilmu islam diluar komunitas itu. justru sebaliknya sering kali mereka merekomendasikan untuk banyak mengaji dan banyak membaca baik yang berkaitan dengan teori ilmu islam atau ilmu alam. Tak ada yang memaksa ku untuk masuk dalam suatu komunitas sosial tertentu, komunitas politik tertentu,ataupun komunitas lainnya yang pernah aku ikuti saat itu. 
DIA memberikan sesuai dengan dosis ku. DIA tau dulu aku termasuk hambaNya yang kritis "negatif", yaitu kritis yang jika jawaban pertanyaan yang aku ajukan tidak masuk akalku aku akan condong ke antipati. aku dulu yang memandang sebelah mata mereka yang berkerudung, aku dulu yang tidak suka dengan siapapun yang menunjukan identitas keislamanya dan banyak lagi.
Maha Baik dia yang dengan kemaha besaranyNya, membuatku bertemu dengan mereka yang Sangat sabar menuntunku. Sabar bertemu dengan ku, sabar mendengarkan pertanyaanku yang "ngelekit", sabar dengan kemampuan memahami yang tak secepat yang lain. 
aku baru sadar beberapa tahun kemudian, bahwa syukur saja ada mereka yang mau bersusah payah menjemput bola, karena itu ternyata menjadi caraNya untuk orang-orang seperti aku. mainya, rumah, sekolah/kampus, mall/toko. sudah. 
..........................................

mereka memang bukan komunitas sempurna. karena aku sadar dengan segala keterbatasannya mereka mencoba berbuat baik dengan mengajarkan sedikit yang mereka tahu. dengan terus menularkan semangat mencari ilmu, mereka mencontohkan ilmu yang mereka faham, walaupun tidak banyak. karena kebanyakan dari mereka bukan berlatar belakang pendidikan islam. itu sebabnya tak hentinya komunitas itu mendorong setiap orang yang ada di dalamnya untuk belajar belajar dan belajar, syukur-syukur bisa dari sang guru langsung/ kyai atau ulama. 
namun, hingga detik ini aku masih berfikir, mungkin ini yang menyebabkan komunitas ini masih ada yaitu, berusaha mempermudah akses islam untuk orang seperti aku yang jauh dari lingkungan islami, seperti aku dulu yang tidak butuh dengan islam, aku dulu yang harus disuapin akan islam. ya, seolah tugas mempermudah akses itu sangat dibutuhkan banyak orang. 

.......................................
komunitas ini hanyalah kendaraan yang berisikan manusia, kendaraan yang mungkin tidak sesempurna kendaraan yang lain. manusia yang bervariasi karakter dan pemahamanya. berbeda kendaraan bukan berarti beda tujuan, karena kendaraan ini hanya alat untuk berlomba-lomba dalam menggapai ridhoNya. 

kami berlindung padaMu ya Rabb, dari segala tuduhan yang mereka lontarkan.

wallahualam..


*komunitas itu ku sebut komunitas keadilan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fokus

  Mendengar yang tidak dikatakan, melihat apa yang tidak dilihat orang lain. Saya pernah mendengar pengalaman seseorang aktivis literasi yan...