Kamis, 02 Desember 2021

Tips Beramal dalam keterbatasan IRT

Qadharullah malam ini saya menonton channel youtube tentang beberapa orang luar negeri sana yang sedang membantu seeko penyu mengeluarkan sesuatu dari hidungnya. mereka benar-benar membantunya, mengeluarkan benda itu dari lubang hidung penyu besar itu. durasi nya hingga 3 menit lebih, sampai pada satu menit kemudian penyu itu mengeluarkan darah dari hidungnya. ya Allah, pasti sakit. semoga Allah berikan balasan kebaikan pada yang menolongnya. 

sahabat, pernah kah berfikir bahwa apa yang kita lakukkan saat ini, yang kita pikir akan membawa kita ke syurga itu belum tentu akan membuat Allah ridho?.pernah kah berfikir bahwa jangan-jangan setiap amalan yang kita lakukkan itu bocor saat kita bawa ke hadapan Allah. gak kuat rasanya untuk membayangkannya. sedangkan boleh jadi mereka yang diluar sana yang amalannya ikhlas karena Allah walau seberapa besar kuantitas nya, bisa memasukkannya ke syurgaNya. 

"Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (QS Az Zalzalah: 7-8).

Lalu bagaimana ibu rumah tangga mengoptimalkan waktunya untuk beramal sholeh?

pertama, optimalkan dengan sebaikmungkin peran seorang ibu dan istri. bukankah disana ladang pahala begitu banyak dan berlimpah. apalagi pekerjaan itu bukanlah pekerjaan yang keren dimata masyarakat, jadi insya Allah jika kita bekerja dengan sungguh-sungguh menjadi ibu dan istri yang baik, kita mungkin tidak akan terkenal atau terlihat hebat namun justru semoga setiap amalan didalamnya itu yang akan membawa kita ke syurgaNya. yuk ah belajar terus barengan.

Kedua, Jangan tinggalkan amalan wajib dan tambahi dengan sunnah. saya tahu kegiatan ibu rumah tangga itu 24 jam full, ada yang menyebutkan "ga abis-abis kerjaannya", tapi jangan lupa kita tetap wajib menjalani ibadah wajib kita sebagai hambaNya. semoga dengan kita tetap menjalankan ibadah wajib dan ditambah dengan sunnah disetiap hari kita Allah akan terus dalam setiap langkah kita melakukkan kegiatan harian.

Ketiga, Ajarkan anak-anak berkegiatan sosial diluar rumah. tunjukkan pada anak bahwa kelak jika mereka menjadi seorang ibu, ia harus tetap update informasi dan keilmuan diluar rumah. salah satunya dengan bergabung di group parenting atau komunitas seperti Komunitas Syiar Nabawiyah. semoga saja setiap kebaikan yang dilakukkan didalamnya membawa kebaikan untuk kita dan orang lain. bukankah kita tidak akan tahu amalan mana yang akan membawa kita ke syurga. 

Banyak ya rupanya yang bisa dilakukan oleh seorang ibu rumah tangga? yes, banyak banget tinggal kitanya deh yang memperbaiki kualitas managemen diri kita. konon katanya semakin bagus managemen diri seorang wanita semakin optimal waktu dalam hidupnya untuk kebaikan. mungkin karena itu ada yang bilang mendidik wanita, mendidik generasi. 

wallahualam


Rabu, 20 Oktober 2021

Cara mengevaluasi tumbuh kembang anak secara sederhana

Pertama kali saya melahirkan anak pertama saya cari tahu tentang tumbuh kembang anak dari internet, dari buku bahkan terus berkelanjutan belajar ilmu parenting dan tumbuh kembang nya di kuliah online. 
Berbekal ilmu dari berbagai sumber itu, saya bertahap bisa mengevaluasi sendiri secara sederhana untuk anak pertama, kedua dan saat ini ke tiga. Bagaimana cara sederhana nya?
Pertama, perhatikan kegiatan anak dirumah. Ya ini lah hakikatnya salah satu job description seorang ibu rumah tangga. Kenapa harus dirumah? Jawaban terkuatnya adalah ibu harus memiliki informasi optimal tentang anak-anaknya. Karena berbekal dengan informasi ini, seorang ibu bisa memahami anak-anak nya, seorang ibu bisa menjadi dekat dengan anak-anak, seorang ibu bisa menjadi orang yang paling tahu tentang anak-anak nya. Insya Allah.
Kedua, berikan anak kesempatan untuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dirinya sekaligus mengetes nya. Misal, saat anak menaiki meja atau ketika anak mencoba memanjat jendela. Perhatikan saja, sambil dijagain pastinya 😁. Perhatikan apakah kaki dan tangan anak sudah cukup kuat untuk naik ke atas meja atau belum. Jika belum, terus amati. Jangan males buat cari tahu ya Bun. Misal sampai usia 12 bulan kok belum bisa naik ke atas meja, segera cari tau penyebabnya dan bagaimana solusinya. Gimana cara cari taunya? Nah itu, kalo mau yang hemat ya rajin-rajin ikut seminar atau group parenting biayanya mumer dan banyak juga yang gratis.
Ketiga, bawa anak ketempat bermain yang murah meriah aja. Kalau saya, saya ajak main aja tuh ke rumah makan atau restoran atau tempat rekreasi yang ada mainan anak-anak nya. Biar hemat, makan dulu ya dirumah disana inget tujuannya cuma buat main anak-anak. Jadi, order yang mumer aja. 😁
Keempat, gabung ke group yang sering membahas ilmu parenting dan tumbuh kembang anak. Misalnya group WhatsApp Bundacerita. Dengan belajar disana, konsultasi dengan ahli atau yang berpengalaman beneran bisa menghemat biaya loh khususnya untuk kita sebagai seorang ibu mengevaluasi tumbuh kembang anak. 
Itu ya empat tips dari saya, biar kita bisa mengevaluasi tumbuh kembang anak dengan cara sederhana dan tidak mengeluarkan banyak biaya. 

Wallahu'alam.



Selasa, 12 Oktober 2021

faqih: Keyword nya adalah cerita

Jika orang tidak mengenal nya maka begitu banyak kekurangan yang terlihat darinya. Akan tetapi tidak untuk bunda, nak. Abang faqih begitu punya keistimewaan sama seperti kakak Fathia dan adik arifa. 
Hari ini penemuan baru untuk bunda dalam mengenalnya. Biasanya jika diajak belajar diawal ia memang begitu semangat, akan tetapi tidak sampai 10 menit bisa berubah moodnya. Tapi kali ini bunda mengajaknya menggunakan metode yang berbeda. 
Sebenarnya bukan saya yang memulai tapi ia sendiri yang memulai cara belajarnya sedangkan saya yang menyadarinya setelah teringat penjelasan YouTube tentang tipe Feeling Introvert, langsung saja mengikuti alur belajar nya. "Oo begini cara belajarnya, oke lanjutkan " pikir saya. 
Senang sekali ia menulis sampai 2 halaman. Takjub saya, Allahuakbar. Hebatnya ciptaan Allah memang. Semakin yakin saya kalau setiap manusia Allah kasih kecerdasan nya berbeda-beda. 
Faqih, teruslah berbuat baik pada orang lain. Teruslah menjadi hamba Allah yang Pemaaf. banyaklah menuntut ilmu agama. Semoga kelak engkau menjadi ulama yg dicintai umat dan takut pada Allah. Aamiin.

Jumat, 08 Oktober 2021

Mendampingi anak hingga tumbuh rasa percaya dirinya


Tidak mudah memang menjadi orang tua jika tidak belajar, ya.. tidak belajar mengenal pola tumbuh kembang anak. Tidak belajar mengenal karakter anak. Lalu, bagaimana bisa mendampingi anak-anak dimasa dimana mereka sangat memerlukan rasa aman dan nyaman dari orang terdekat nya yaitu orang tuanya jika orang tua nya tidak belajar?
Saat anak pertama saya lahir, saya hanya belajar ilmu parenting dari buku, dan dari seminar online. Itu susahnya bukan main dipraktekkan. Hingga saat anak kedua saya lahir, saya memutuskan untuk lebih serius belajar parenting dengan rajin mengikuti kelas kuliah online berbayar. Tidak cuma sekali hampir setiap bulan saya ikuti dan terus saya praktekkan. 
Saya mulai faham mengendalikan emosi saya, karena rupanya itu kelemahan saya. Saya beneran minta sama Allah agar bisa jadi ibu yang baik. 🥺 Karena saya merasa saya ini kaku, kurang lembut ya memang sedari dulu. Bahkan cenderung tomboy saat sekolah.
Allahuakbar, anak kedua qadharullah anak yang lembut. Syukurnya, saat usianya 3 tahun saya dan suami sudah mengetahui kecerdasan bawaannya dari tes STifin. Jadi, saya semakin mengenali apa yang anak-anak kami pikirkan dan rasakan. 
Usia 6th, Fathia sudah mau belajar ditinggal sendiri, sudah mau mengaji dan murojaah dengan ustazah nya. 
Usia 3th, Faqih sudah mau mengaji dan murojaah dengan ustazah nya walaupun masih minta bundanya duduk didekat nya. 
Saya bersyukur atas setiap perkembangan kebaikan yang terjadi pada anak-anak. Sekecil apapun itu saya sangat bersyukur. Semoga Allah ridho pada kami orang tua nya.

Bunda Fathia, faqih, arifa

Minggu, 03 Oktober 2021

Cara membuat anak senang sikat gigi

Tugas sebuah keluarga yang Utama adalah membangun kebiasaan baik. Salah satunya adalah sikat gigi. Idealnya sikat gigi adalah sebelum tidur dan setelah makan. Tapi dirumah kami baru bisa terlaksana membiasakan sikat gigi sebelum tidur.
Pertama, berikan sikat gigi. Ajak anak memilih sikat gigi nya. Kedua, Ajak sikat gigi dengan sikat gigi bersama, atau sambil bernyanyi atau sambil diberi hadiah. Misal, karena anak-anak dirumah senang bercerita dan membaca buku. Kami sering bilang " ayo sikat gigi dulu baru nanti baca buku" 
Cara ketiga, dengan mengganti sikat gigi rutin 3 bulan sekali. Selain memang harus di ganti sikat gigi nya, anak akan lebih semangat jika menggunakan sikat gigi yang baru.

Terus berjuang yuk.. membangun kebiasaan baik di rumah. 

Kamis, 30 September 2021

Berusaha menjadi yang terbaik

Sampai saat tulisan ini dibuat saya masih terus berusaha menjadi ibu dan istri yang baik. Saya tahu mustahil untuk sempurna, akan tetapi bukan berarti tidak mungkin mencapai cita-cita. 
Saya sangat sadar bahwa saya tidak terlatih menjadi seorang ibu ataupun istri dari saya lahir sampai dewasa. Mungkin ada dari pembaca tulisan ini yang juga merasakan hal yang sama. Namun demikian, saya yakin saat Allah menakdirkan sesuatu maka itu pasti yang terbaik. 
Allah menakdirkan saya menjadi ibu dari 3 orang anak dan seorang istri dari seorang pria. Itu artinya Allah menghendaki, dan saya harus berusaha optimal menjalankannya dengan baik.
Bagaimana caranya? Ya tidak ada cara lain selain Belajar. 
Di mulai dari belajar ilmu berkeluarga, ilmu pola asuh anak/parenting, sampai ilmu manajemen rumah tangga 😁
Harus bisa masak, harus bisa mengatur rumah, harus bisa mendidik anak, harus bisa mengatur keuangan dll.
Suami gimana? Ya pastinya dilibatkan. 

Lain waktu saya sharing tips yang semampu saya ya. Masih harus belajar banyak. 

Marelan, 30 September 2021

Rabu, 29 September 2021

Mendampingi anak memahami islam dalam tumbuh kembang nya.

Pakaian itu sangat penting. Coba saja saat kita masuk ke dalam sebuah pesta di gedung besar lalu mengenakan pakaian kaos, sendal jepit lusuh. Sebelum kita bisa masuk kemungkinan besar akan dihadang satpam di sana, dan itu hal yang wajar. Bukan satpam itu yang tidak adil, tapi kita yang dinilai tidak pada tempatnya. Betul tidak? 😊
Tapi kali ini yang mau saya obrolin bukan tentang itu, namun tentang pentingnya bertahap memberikan pemahaman pada anak, jangan mudah puas dengan tampilan luar nya. Ya, ini adalah tugas harian saya dirumah. Pekerjaan seorang ibu memang luar biasa. Salah satunya adalah mengevaluasi dan menganalisa perkembangan anak-anaknya.
Ilmu sebelum amal. 
Saya menyediakan buku pintar Iman Islam ini sejak anak pertama usia 4th. Jadi, tahapannya kami berupaya memberikan ilmunya dengan cara yang menarik yaitu membacakan buku. Kedua, di usianya 6th ini kami mulai mengajaknya dengan rutin mengamalkan sholat, dan insya Allah puasa ramadhan tahun depan. Sambil terus kami bacain lagi buku pintar Iman Islam itu. 

Sebagai ibu saya sadar betul kalau mendidik anak bukan sekedar membesarkan, tapi lebih dari itu.
saya tau ini tidak mudah, tapi jika Allah menghendaki segala sesuatu mungkin terjadi.

Ya Allah, Jadikan anak-anak keturunan kami, hambaMu yg beriman, hambaMu yang faqih (faham ilmu fiqih), hambaMu yang alim (takut kepadaMu), dan memahami nilai-nilai keislaman. Aamiin.

Bunda
Marelan, 29 sep 2021

Selasa, 28 September 2021

Tips menghadapi anak keras kepala

Hakikatnya anak yang sering kita sebut keras kepala itu adalah anak sedang memiliki kecerdasan visual yang kuat. Ditambah lagi dengan kemampuan logika yang belum matang. Akan tetapi jika tidak diarahkan tentunya akan berdampak tidak baik untuk tumbuh kembang nya. 

Lalu bagaimana mengatasi nya. Pertama, kenali mesin kecerdasan bawaannya. Jika memang anak tersebut memiliki kecerdasan visual cukup baik maka, sebelum beranjak pergi keluar rumah berbicara lah dengan nya. Tunjukan jika uang anda lalu berkata "ini, uang bunda ada segini, kita ke toko mau beli beras dan minyak, boleh meminta sesuatu tapi nanti lihat cukup atau tidak uangnya ya." 

Kedua, bicaralah dihadapannya. Anda akan buang-buang tenaga jika hanya berteriak "kak, bereskan mainannya lalu mandi buruan kita mau pergi". Yang anda bisa lakukan adalah anda bersiap mandi dan berpakaian rapi lalu berkata dihadapannya "bunda sudah siap, kakak mau ikut?"

Ketiga, luangkan waktu untuk memangku ya dan mendoakan nya. Ucapkan terima kasih atas setiap kebaikan nya. Hal ini juga dapat membuktikan padanya jika orang tua nya sayang padanya. 

Mau punya ilmu lebih banyak lagi tentang parenting? Nonton langsung yuk video Abah Ihsan di paket E parenting Rasulullah Sygma Daya Insani. 😊👍









Senin, 27 September 2021

Pentingnya belajar Kurikulum keluarga

Saya teringat dengan ucapan Abah Ihsan disalah satu video paket e parenting Rasulullah, "berapa uang yang dikeluarkan untuk resepsi pernikahan? Ayo jawab? Sekarang saya tanya berapa uang yang dikeluarkan untuk belajar tentang mengasuh anak?" 
Terkejut saya dengan pertanyaan itu. Karena memang itulah yang saat ini. Puluhan juta bahkan ratusan juta dikeluarkan untuk resepsi pernikahan bahkan tidak sedikit yang berhutang. Tapi, berapa rupiah yang dikeluarkan untuk Belajar ilmu rumah tangga, ilmu mengasuh anak, ilmu menjadi istri/suami yang baik, ilmu untuk menjadi ayah/ibu yang baik? 
Hal itu yang memantapkan saya memiliki paket pembelajaran daring untuk orang tua, yaitu e parenting Rasulullah terbitan Sygma Daya Insani, saya membelinya dengan cara arisan. Semoga Allah mudahkan menyelesaikan nya. Aamiin
Pekan depan Insya Allah akan ada seminar online dengan Bu Yirawati Sumedi, S.Psi. dengan biaya bebas berapa aja, untuk mendukung gerakan wakaf buku Komunitas syi'ar Nabawiyah, Insya Allah.
Don't Miss it !

Senin, 13 September 2021

Tentang produk E parenting Rasulullah


“Ilmu itu banyak sedangkan umur itu pendek (terbatas), maka ambillah ilmu (yang terpenting) yang engkau butuhkan dalam urusan agamamu.” (Shifatush Shafwah, 1/546). 
Pertama mengenal produk E parenting Rasulullah terbitan Sygma Daya Insani ini saya bertanya-tanya apa keuntungan nya jika saya memiliki produk ini toh saya bisa mendapatkan banyak video parenting yang gratis tidak berbayar?!, pikiran saya saat itu. 
Akan tetapi saat saya telusuri pembawa materi nya yaitu seorang Abah Ihsan Baihaqi, beliau pemerhati pola asuh anak dalam keluarga muslim. Telah melakukan banyak seminar parenting dan konseling terhadap banyak orang tua. 
beliau juga memiliki pengalaman pengasuhan selama belasan tahun. Ditambah saat saya mendengar videonya di channel Abah Ihsan, gaya bahasa yang beliau bawakan saya rasa pas banget. Enak aja gitu.. 
Maka saya memutuskan mengambil Arisan 10 bulan untuk memilih produk tersebut. 
Ternyata saya tidak salah ambil keputusan. Saya merasa mudah belajar parenting, tinggal buka website nya lalu pilih materi apa yang ingin kita pelajari.


Biasanya jika saya searching akan membutuhkan waktu lama memilih materi nya lalu yang paling membuat boros waktu saya adalah saat saya hilang fokus, alias malah nonton yang lain. Hehe.. 
Oia materi detail tentang produk e parenting Rasulullah bisa dilihat di sini ya E parenting Rasulullah.

Terima kasih
Semoga menginspirasi

Jumat, 03 September 2021

Gadget bukan mainan anak

Saya tahu mustahil menjauhkan teknologi dari anak, karenanya saya tidak akan menjauhkan anak-anak dari teknologi. Akan tetapi saya memilih untuk tidak mendekatkan mereka dengan teknologi. Saya memilih memberikan pemahaman bahwa teknologi itu adalah alat yang dibuat untuk orang dewasa atau usia 21th. Jadi jika ada anak-anak menggunakan gadget untuk sekolah itu darurat karena pandemi. Jika ada anak-anak menggunakan gadget untuk bermain itu kesalahan fatal orang yang mengasuh nya karena sekali lagi gadget itu bukan mainan. 
Saya tidak melarang saat anak saya senang menggunakan editing foto di Gadget saya. Akan tetapi saya berusaha batasi dengan waktu. Tugas saya sebagai orang tua adalah memastikan anak-anak tidak terkena dampak buruk dari penggunaan gadget. 
Ciri mainan anak itu adalah dapat meningkatkan kecerdasan otaknya, dan dapat meningkatkan kemampuan sistem syaraf tubuhnya. 
Jika mainan itu memiliki efek sebaliknya maka bisa dipastikan bahwa itu bukan mainan anak.
Lalu bagaimana jika anak merengek meminta bermain gadget? Ya teges aja sama dengan reaksi kita melihat anak mendekati hal buruk. 

Wallahu alam

Seorang ibu dari 3 orang anak

Fokus

  Mendengar yang tidak dikatakan, melihat apa yang tidak dilihat orang lain. Saya pernah mendengar pengalaman seseorang aktivis literasi yan...