Rabu, 20 Oktober 2021

Cara mengevaluasi tumbuh kembang anak secara sederhana

Pertama kali saya melahirkan anak pertama saya cari tahu tentang tumbuh kembang anak dari internet, dari buku bahkan terus berkelanjutan belajar ilmu parenting dan tumbuh kembang nya di kuliah online. 
Berbekal ilmu dari berbagai sumber itu, saya bertahap bisa mengevaluasi sendiri secara sederhana untuk anak pertama, kedua dan saat ini ke tiga. Bagaimana cara sederhana nya?
Pertama, perhatikan kegiatan anak dirumah. Ya ini lah hakikatnya salah satu job description seorang ibu rumah tangga. Kenapa harus dirumah? Jawaban terkuatnya adalah ibu harus memiliki informasi optimal tentang anak-anaknya. Karena berbekal dengan informasi ini, seorang ibu bisa memahami anak-anak nya, seorang ibu bisa menjadi dekat dengan anak-anak, seorang ibu bisa menjadi orang yang paling tahu tentang anak-anak nya. Insya Allah.
Kedua, berikan anak kesempatan untuk melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan dirinya sekaligus mengetes nya. Misal, saat anak menaiki meja atau ketika anak mencoba memanjat jendela. Perhatikan saja, sambil dijagain pastinya 😁. Perhatikan apakah kaki dan tangan anak sudah cukup kuat untuk naik ke atas meja atau belum. Jika belum, terus amati. Jangan males buat cari tahu ya Bun. Misal sampai usia 12 bulan kok belum bisa naik ke atas meja, segera cari tau penyebabnya dan bagaimana solusinya. Gimana cara cari taunya? Nah itu, kalo mau yang hemat ya rajin-rajin ikut seminar atau group parenting biayanya mumer dan banyak juga yang gratis.
Ketiga, bawa anak ketempat bermain yang murah meriah aja. Kalau saya, saya ajak main aja tuh ke rumah makan atau restoran atau tempat rekreasi yang ada mainan anak-anak nya. Biar hemat, makan dulu ya dirumah disana inget tujuannya cuma buat main anak-anak. Jadi, order yang mumer aja. 😁
Keempat, gabung ke group yang sering membahas ilmu parenting dan tumbuh kembang anak. Misalnya group WhatsApp Bundacerita. Dengan belajar disana, konsultasi dengan ahli atau yang berpengalaman beneran bisa menghemat biaya loh khususnya untuk kita sebagai seorang ibu mengevaluasi tumbuh kembang anak. 
Itu ya empat tips dari saya, biar kita bisa mengevaluasi tumbuh kembang anak dengan cara sederhana dan tidak mengeluarkan banyak biaya. 

Wallahu'alam.



Selasa, 12 Oktober 2021

faqih: Keyword nya adalah cerita

Jika orang tidak mengenal nya maka begitu banyak kekurangan yang terlihat darinya. Akan tetapi tidak untuk bunda, nak. Abang faqih begitu punya keistimewaan sama seperti kakak Fathia dan adik arifa. 
Hari ini penemuan baru untuk bunda dalam mengenalnya. Biasanya jika diajak belajar diawal ia memang begitu semangat, akan tetapi tidak sampai 10 menit bisa berubah moodnya. Tapi kali ini bunda mengajaknya menggunakan metode yang berbeda. 
Sebenarnya bukan saya yang memulai tapi ia sendiri yang memulai cara belajarnya sedangkan saya yang menyadarinya setelah teringat penjelasan YouTube tentang tipe Feeling Introvert, langsung saja mengikuti alur belajar nya. "Oo begini cara belajarnya, oke lanjutkan " pikir saya. 
Senang sekali ia menulis sampai 2 halaman. Takjub saya, Allahuakbar. Hebatnya ciptaan Allah memang. Semakin yakin saya kalau setiap manusia Allah kasih kecerdasan nya berbeda-beda. 
Faqih, teruslah berbuat baik pada orang lain. Teruslah menjadi hamba Allah yang Pemaaf. banyaklah menuntut ilmu agama. Semoga kelak engkau menjadi ulama yg dicintai umat dan takut pada Allah. Aamiin.

Jumat, 08 Oktober 2021

Mendampingi anak hingga tumbuh rasa percaya dirinya


Tidak mudah memang menjadi orang tua jika tidak belajar, ya.. tidak belajar mengenal pola tumbuh kembang anak. Tidak belajar mengenal karakter anak. Lalu, bagaimana bisa mendampingi anak-anak dimasa dimana mereka sangat memerlukan rasa aman dan nyaman dari orang terdekat nya yaitu orang tuanya jika orang tua nya tidak belajar?
Saat anak pertama saya lahir, saya hanya belajar ilmu parenting dari buku, dan dari seminar online. Itu susahnya bukan main dipraktekkan. Hingga saat anak kedua saya lahir, saya memutuskan untuk lebih serius belajar parenting dengan rajin mengikuti kelas kuliah online berbayar. Tidak cuma sekali hampir setiap bulan saya ikuti dan terus saya praktekkan. 
Saya mulai faham mengendalikan emosi saya, karena rupanya itu kelemahan saya. Saya beneran minta sama Allah agar bisa jadi ibu yang baik. 🥺 Karena saya merasa saya ini kaku, kurang lembut ya memang sedari dulu. Bahkan cenderung tomboy saat sekolah.
Allahuakbar, anak kedua qadharullah anak yang lembut. Syukurnya, saat usianya 3 tahun saya dan suami sudah mengetahui kecerdasan bawaannya dari tes STifin. Jadi, saya semakin mengenali apa yang anak-anak kami pikirkan dan rasakan. 
Usia 6th, Fathia sudah mau belajar ditinggal sendiri, sudah mau mengaji dan murojaah dengan ustazah nya. 
Usia 3th, Faqih sudah mau mengaji dan murojaah dengan ustazah nya walaupun masih minta bundanya duduk didekat nya. 
Saya bersyukur atas setiap perkembangan kebaikan yang terjadi pada anak-anak. Sekecil apapun itu saya sangat bersyukur. Semoga Allah ridho pada kami orang tua nya.

Bunda Fathia, faqih, arifa

Minggu, 03 Oktober 2021

Cara membuat anak senang sikat gigi

Tugas sebuah keluarga yang Utama adalah membangun kebiasaan baik. Salah satunya adalah sikat gigi. Idealnya sikat gigi adalah sebelum tidur dan setelah makan. Tapi dirumah kami baru bisa terlaksana membiasakan sikat gigi sebelum tidur.
Pertama, berikan sikat gigi. Ajak anak memilih sikat gigi nya. Kedua, Ajak sikat gigi dengan sikat gigi bersama, atau sambil bernyanyi atau sambil diberi hadiah. Misal, karena anak-anak dirumah senang bercerita dan membaca buku. Kami sering bilang " ayo sikat gigi dulu baru nanti baca buku" 
Cara ketiga, dengan mengganti sikat gigi rutin 3 bulan sekali. Selain memang harus di ganti sikat gigi nya, anak akan lebih semangat jika menggunakan sikat gigi yang baru.

Terus berjuang yuk.. membangun kebiasaan baik di rumah. 

Fokus

  Mendengar yang tidak dikatakan, melihat apa yang tidak dilihat orang lain. Saya pernah mendengar pengalaman seseorang aktivis literasi yan...