Mungkin terdengar lucu, bagaimana mungkin kita menanyakan cara menjadi diri kita sendiri pada orang lain. Tapi itulah yang terjadi saat ini. Seolah kita kebingungan mengenali diri kita sendiri, dan saya pernah melalui masa-masa itu.
Hidup pada era teknologi informasi yang begitu luas. Rupanya mampu menimbulkan penyakit mental tersendiri bagi kita, khususnya pengakses teknologi informasi itu. Baik melalui media sosial ataupun search engine (seperti google). Dampak terbesar nya adalah kita seolah kehilangan jati diri hingga mudah terbawa arus, mudah terinfeksi oleh influence media. Apa buktinya?
Buktinya begitu banyak masyarakat yang melakukan banyak hal untuk dijadikan konten media sosial nya, untuk menaikkan subscriber dan followers nya. Untuk ber-citra baik di media.
Lalu bagaimana kita bisa tetap menjadi diri sendiri ditengah keramaian Teknologi informasi? Saya akan bagikan pengalaman saya.
Pertama, tentukan apa tujuan hidup.
Ini adalah suatu hal yang sangat penting dalam kita menjalani kehidupan. Karena akan ada banyak godaan saat menjalani kehidupan ini. Jika kita tidak mengingat-ingat setiap hari tujuan hidup kita maka kita akan sangat mudah terpengaruh oleh tujuan hidup orang lain.
Kedua, bergabung dalam komunitas atau lingkungan yang sesuai dengan tujuan hidup.
Era digitalisasi saat ini kita lebih mudah mengikuti komunitas atau perkumpulan hanya dengan masuk ke akun group di media sosial. Sisanya tinggal kita yang harus aktif di komunitas tersebut jika ingin mendapatkan sesuatu untuk menggapai tujuan hidup kita.
Ketiga, tentukan cara apa yang bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan untuk menggapai tujuan hidup.
Ketidakmampuan kita mengenali kemampuan kita akan membuat waktu kita terbuang lebih banyak, karena kita akan mencoba dan mencoba cara yang boleh jadi tidak sesuai dengan kemampuan kita. Misal. Tujuan hidup saya adalah saya bahagia jika dunia ini berisikan manusia yang berakhlak mulia, semoga Allah Ridho. Kemampuan saya adalah senang belajar. Maka, agar optimal saya akan menempuh jalan, mengajarkan, mengajak belajar, menginspirasi belajar, memfasilitasi belajar.
Kiranya cukup 3 langkah itu dulu ya. Jika ada yang mau didiskusikan boleh chat di kolom komentar atau main ke Facebook atau WhatsApp saya. 🙏😊 Terimakasih sudah menyimak.
masyaAllah kk, betul kali lah ini, kadang aku juga pernah merasakan kondisi seperti ini tapi modal belajar dan ikut kelas pemberdayaan diri kepake banget saat ngadepinnya, plus nulis. Jika udah kayak overthinking wah dah pasti aku bakal nulis diary, cerita sama alfa dan beberes rumah alias decluttering wkwkw
BalasHapusKereeen ah Bu Zee nih. Sempet banget ya nulis 🤭 tapi emang klo udah suka ya ngalir aja gitu ya.
Hapus