Minggu, 10 November 2024

setengah isi setengah kosong

Pada Qur'an Surah An-Nisa (4:59)
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad) dan ulil amri di antara kamu. Kemudian, jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnah)-Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih baik dan lebih bagus akibatnya."

Begitu juga saat menuntut ilmu apalagi yang berkaitan dengan semua ibadah ibadah yang memang langsung pada Allah yaitu salat puasa membaca Alquran lebih amannya kita mengacu kepada Rasulullah. 
Jika kita tidak temui dalil yang menyebutkan akan ibadah tersebut maka sebaiknya tidak dilakukan. Misalnya tentang jumlah dzikir atau bacaan dzikir. Jumlah rakaat atau tata cara melakukan salat. Cara berpuasa atau waktu-waktu berpuasa. Karena hakikatnya nanti dekat dengan bidah sesuatu yang baru. Padahal untuk ibadah langsung kepada Allah itu kita tidak diperbolehkan mengarang sendiri atau tidak ada tuntunan dari Rasulullah. 
Contoh misalnya kemarin saat pengajian di arisan keluarga ustadznya mengajak untuk salat 50 rakaat salat tahajud. Jika kita tidak menemukan dalil yang sesuai dengan itu atau kita tidak pernah mendengar Rasulullah mencontohkan itu. Maka sebaiknya tidak dilakukan tapi lakukanlah yang Rasulullah contohkan. Rasulullah Saw salat tahajud dikatakan. 
“Rasulullah tidak pernah melakukan shalat malam (tahajud) lebih dari sebelas rakaat, baik di bulan Ramadan maupun di luar Ramadan. Beliau melaksanakan shalat empat rakaat, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat empat rakaat lagi, jangan engkau tanya tentang bagus dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat (witir).”
— (HR. Bukhari No. 1147 dan Muslim No. 738)

Begitulah hendak nya kita saat menuntut ilmu yang lain, sebaiknya kita tidak seperti gelas yang kosong atau gelas yang penuh. Tapi lebih ke gelas yang setengah isi setengah kosong. Apa maksudnya? 
Maksudnya adalah kita hendaknya memfilter atau proscek terkait dengan sumber dari ilmu yang kita dapatkan itu. Jadi tidak langsung menerima dengan bulat-bulat. Tapi juga tidak menjadi sombong hingga tidak menerimanya langsung. 
Di situlah akal kita bermain, di situlah akal kita dipergunakan dalam menuntut ilmu. Dan dengan cara itu pula ilmu akan perlahan masuk pada diri kita Insya Allah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fokus

  Mendengar yang tidak dikatakan, melihat apa yang tidak dilihat orang lain. Saya pernah mendengar pengalaman seseorang aktivis literasi yan...