Selasa, 29 April 2014

Melawan Lupa (akan tujuan awal dakwah)

Melawan Lupa (akan tujuan awal dakwah)

pagi ini saya membaca lagi fiqih dakwah. saya ucapkan terima kasih banyak pada MR saya yang telah menugaskan saya untuk membahas BAB 2 buku jilid 1 ini.
sembari saya membaca buku itu saya coba mengevaluasi dengan kondisi saat ini. khususnya kondisi jamaah/ organisasi yang saya ikuti ini.

saya rasa kita perlahan lupa kalau kita ada disini sebagai sarana untuk mendekatkan diri padaNya dengan jalur politik. dengan pendekatan politik. saya rasa kita perlahan tapi pasti lupa, kalau tuntunan kita adalah rasulullah bukan siapapun diluar/ atau diatas sana. saya rasa kita perlahan lupa, kalau apa yang kita tuai itu adalah apa yang kita tanam.

pemilu 2014 ini, semakin banyak saja "kebodohan" yang kita lakukkan. dan itu berasal dari kelupaan kita akan tujuan awal. jika masuk kedunia politik maka keilmuan tentang hal itu mutlah diperlukan. dan kita mulai mengabaikannya.

"ya Allah, jika Jama'ah ini masih memiliki banyak kebaikan aku mohon tolong kokohkan, tapi jika memiliki banyak keburukan maka hancurkan dan berikan negeri kami yang lebih baik lagi"

Bangsa ini sedang sakit, maka harus ada diantara anak bangsa yang tetap sehat, agar bisa menjadi terapis. dan yang dilakukkan terapis adalah membuat pasien yang sakit itu nyaman dekat dengannya, bukan fokus mengejar target kurikulum dan target gaji bulanan.
hanya ada 2 pilihan;
1. menjadi sehat / problem solver
2. menjadi sakit/ problem maker

dan status sehat atau sakit sangat tidak dipengaruhi oleh kedudukan dalam struktrural. karena itu nasehat itu bukan hanya untuk rakyat tapi juga untuk pemimpin. agama itu bukan hanya untuk rakyat tapi juga pemimpin.

MEMBELA PEMIMPIN

hal ini adalah hal yang baik, karena saat kita punya semangat membela pemimpin kita menjaga kehormatan pemimpin kita didepan orang lain yang memfitnah atau menghina salah satu tanda kalau kita sayang dengan pemimpin kita. Tapi kawan, keseimbangan berfikir dalam hal ini perlu juga dilakukkan sehingga kita tidak menjadi terlalu sedih dan kecewa kelak jika ternyata yang disebutkan itu adalah sebuah kebenaran.
karena pemimpin kita adalah manusia. yang dengan pola pikir dan pemikirannya 100% benar. pemimpin kita adalah pemimpin akhir zaman, yang jauh dari pemimpin generasi terdahulu.
lalu, apakah kita harus tidak percaya pada pemimpin kita?
kawan, mari kita coba belajar dari para sahabat saat itu. mereka memang sangat menyayangi rasulullah, karena visi misinya karena akhlaknya. mereka tetap kritis akan ide murni rasulullah, namun kritis itu didasari keingintahuan bukan kebencian, selama itu bukan perintah langsung dari Allah. mereka tetap berada di sisi rasulullah karena kebenaran islam yang sedang mereka perjuangkan bersama.

dan itulah yang sebaiknya ada didalam pikiran kita. kita ada disini bersama untuk memperjuangkan kebenaran islam bersama.
karena kita manusia biasa, kita harus saling mengingatkan saling menasehati, agar kita tetap dapat bekerjasama dengan baik menjalankan organisasi ini.

TIDAK SALAH TAPI MENYULUT KEBENCIAN

saya akui, setiap hal2 yang menyulut kebencian orang lain itu belum tentu salah. Tapi menurut hemat saya, memelihara hal2 tersebut adalah hal buruk. karena selalu ada hal TERPENTING dari pada yang PENTING.

pernah melihat ada orang yang benci bau duren?. karena kita sangat suka dengan duren, kita makan didekatnya tanpa rasa bersalah. awalnya tidak ada kebencian dihatinya tapi saat kita tidak menghargai ketidak sukaannya tehadap bau duren, ia mulai membenci kita.

lalu kita membela diri :
loh, Duren bukan hal yang HARAM, kan?
iya benar.
Duren itu punya manfaat untuk kesehatan, kan?
iya benar.
Duren itu tidak dilarang Allah, kan?
iya benar.
jadi hak kita donk untuk makan duren?
iya benar.

sadarkah kawan, "keegoisan" terjadi disini?
pemaksaan pendapat terjadi disini?
seringnya kita lupa, bahwa disamping hak kita ada hak orang lain. ada hak orang lain untuk merasa nyaman.

dan hal ini dapat terjadi karena kita lupa. lupa kalau kita bisa memakan duren di dalam rumah, atau kita bisa memilih buah lain yang bisa kita makan saat itu dengan manfaat yang serupa. dan masih banyak lagi. hingga kita dan dia masih bisa saling bercengkrama. dan terhindar dari kebencian.

INSPIRASI

tulisan ini ada karena saya terinspirasi dengan beberapa fenomena.
1. Fenomena Hidup Mewah
2. Fenomena Poligami

saya melihat hal ini seperti kisah duren diatas. tidak diharamkan, namun harus sangat bijak dan hati-hati dalam melakukkannya karena bisa berdampak buruk untuk "terapi negeri ini".
karena warga negeri ini tidak menyukai kedua hal diatas.

wallahualam





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Fokus

  Mendengar yang tidak dikatakan, melihat apa yang tidak dilihat orang lain. Saya pernah mendengar pengalaman seseorang aktivis literasi yan...